Membuat Anak Sulit Berkembang, Orangtua Wajib Hindari Sikap Otoriter Ini !

Membuat Anak Sulit Berkembang, Orangtua Wajib Hindari Sikap Otoriter Ini !

Orangtua berperan besar terhadap perkembangan anak. Hal ini karena sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama orangtua. Sikap orangtua akan memengaruhi bagaimana seorang anak bersikap ketika dewasa, termasuk sikap otoriter. Pola asuh otoriter akan membuat anak tertekan, tidak berkembang, dan tidak percaya diri. Sebaiknya orangtua wajib hindari sikap otoriter ini.

  1. Memilihkan Sekolah

Terkadang orangtua tidak membiarkan sang anak untuk menentukan sendiri ke mana ia akan melanjutkan sekolahnya. Untuk jenjang SD sampai SMP mungkin sangat baik jika pemilihan sekolah dengan pertimbangan orang tua.

Membuat Anak Sulit Berkembang, Orangtua Wajib Hindari Sikap Otoriter Ini !

Namun, jika sudah menginjak SMA atau kuliah, alangkah baiknya kita memberikan kepercayaan pada sang anak untuk menentukan sendiri sekolah yang diinginkan sesuai dengan minat dan bakatnya.

  1. Memilihkan Teman

Membuat Anak Sulit Berkembang, Orangtua Wajib Hindari Sikap Otoriter Ini !

Sebagai orangtua, wajar saja jika merasa khawatir dengan lingkungan pertemanan anaknya. Bahkan tidak jarang, orangtua memilihkan siapa saja yang berhak berteman dengan anaknya. Mulai dari memilihkan teman yang selevel tingkatan sosial dan ekonomi dengan keluarga mereka, sampai membatasi pergaulan sang anak. Tetapi sikap orang tua seperti ini, justru akan membuat anak dijauhi oleh sebagian temannya. Mungkin juga akan menumbuhkan sikap sombong pada sang anak. Karena sikap orangtua yang sudah mengajarkan untuk memilih-milih teman dari mereka kecil, bisa jadi akan menumbuhkan sikap “pilih kasih” pada sang anak yang berujung pada ketidakadilan.

Baca juga : Inspirasi Asik dan Efektif Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak di Rumah

  1. Memilihkan Kegiatan

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya menjadi anak yang berprestasi. Tetapi memilihkan berbagai kegiatan dan “menjejali” sang anak dengan berbagai kursus secara berlebihan justru akan membuat sang anak mudah jenuh. Ia terlalu dipaksakan mengikuti berbagai kegiatan yang belum tentu diminati sang anak.

Membuat Anak Sulit Berkembang, Orangtua Wajib Hindari Sikap Otoriter Ini !

Jika sang anak tidak mampu menanggung semua beban kegiatan yang dipilihkan oleh orangtuanya, jangankan mempertahankan prestasi, bisa jadi prestasinya malah menurun.

Maka, alangkah baiknya sebagai orangtua juga dapat bertindak bijak, biarkan sang anak menentukan sendiri minatnya. Tugas kita sebagai orangtua hanyalah mengarahkan dan membimbing, serta memberikan masukan jika dirasa sang anak membutuhkan arahan kita.

  1. Memilihkan Pekerjaan

Hampir semua jenis pekerjaan mensyaratkan untuk pelamar bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Dan tidak sedikit orangtua yang masih memaksakan kehendak pada sang anak untuk memilih pekerjaan hanya di wilayah tempat orangtua tinggal. Dalihnya agar sang anak tidak jauh-jauh dari orangtua.

Membuat Anak Sulit Berkembang, Orangtua Wajib Hindari Sikap Otoriter Ini !

Hal itu membuat orangtua “membatasi” ikhtiar sang anak untuk menjemput rezeki dan meraih posisi yang selama ini diimpikan sang anak. Adanya berbagai pembatasan dari orangtua dalam memilih pekerjaan, membuat sang anak sulit maju dan berkembang.

  1. Memilihkan Jodoh

Impian banyak orang ketika mendengar kata “jodoh”, pastinya ibarat teman hidup yang dibawa hingga akhir hayat. Namun tidak sedikit juga orangtua yang masih melakukan perjodohan untuk anak-anaknya. Memaksakan kehendak kepada anaknya untuk mau melakukan perjodohan, tanpa memedulikan perasaan dan kebahagiaan sang anak.

Membuat Anak Sulit Berkembang, Orangtua Wajib Hindari Sikap Otoriter Ini !

Padahal akan sangat menyenangkan, jika kita sebagai orangtua bisa melihat kebahagiaan yang terpancar pada diri sang anak. Karena sejatinya setiap orang pasti menginginkan pernikahan sekali seumur hidupnya dengan orang yang dicintai dan mencintainya.

 

Nah, itulah beberapa sikap otoriter orangtua yang harus dihindari. Sebagai orangtua sebaiknya kita menghargai dan mendengarkannya. Anak juga tetap mempunyai hak yang harus dihargai.  Semoga bermanfaat 🙂

 

Annisa Annisa