Wajib Baca! Inilah Cara Mewujudkan Keluarga Akur, Harmonis, dan Bahagia

Wajib Baca! Inilah Cara Mewujudkan Keluarga Akur, Harmonis, dan Bahagia

Semua orang pasti ingin memiliki keluarga yang harmonis. Semua anggota keluarga akur, saling menyayangi, kompak, dan terbebas dari cekcok. Membangun keluarga yang akur, harmonis dan bahagia bukan hanya sekadar mimpi. Ini bisa Anda dapatkan jika Anda melakukan beberapa cara ini.

Wajib Baca! Inilah Cara Mewujudkan Keluarga Akur, Harmonis, dan Bahagia

  1. Jangan membandingkan

Walaupun bersaudara, minat dan kemampuan masing-masing anak bisa berbeda — bahkan anak kembar sekalipun. Membandingkan bisa membangun persaingan yang tidak sehat, kecemburuan, dan rasa iri dengki pada keduanya.

Menurut penelitian, membandingkan siapa yang lebih baik atau semacamnya bisa memengaruhi cara anak menilai diri mereka sendiri, dan pada akhirnya bagaimana anak bersosialisasi dengan orang lain di luar rumah. Di sisi lain, menjadi buntut dari perbandingan tersebut akan membuat anak haus akan pujian dan penerimaan sehingga bukannya tidak mungkin ia akan memberontak. Sementara anak yang terus mendapat pujian tidak akan memiliki banyak kesempatan untuk memperluas minatnya terhadap hal lain, karena sudah dicap sebagai “si anak yang jago”.

Pada akhirnya, “perang dingin” antara kakak dan adik ini bisa membuat mereka jadi lebih sering bertengkar. Ingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik dengan minat dan bakat serta perilaku yang berbeda, meski dilahirkan dari ibu yang sama dan dibesarkan di dalam keluarga yang sama.

  1. Jadilah sahabat bagi anak

Hubungan orangtua dan anak idealnya tidak berjalan satu arah saja. Membangun keluarga bahagia bisa dimulai dari mempererat ikatan emosional antara orangtua dan anak. Ingat-ingat lagi bahwa dulu Anda juga sama seperti mereka; pernah jadi anak yang ingin selalu dimengerti oleh orangtua Anda sendiri. Maka, tempatkanlah diri Anda sebagai teman anak.

Jangan hanya menekankan aturan dan keinginan Anda secara sepihak saja. Beri penjelasan pada anak mengapa menurut Anda peraturan itu penting dan dengarkan alasan anak jika mereka merasa keberatan. Dari situ, Anda berdua bisa saling berkompromi untuk mencari jalan tengah yang terbaik.

Begitu pula jika Anda sedang bertengkar dengan anak atau ketika mendengarkan anak curhat tentang masalahnya. Dengarkanlah mereka setulus hati dan tawarkan solusi jika mereka menghadapi kesulitan. Anda harus bisa berperan menjadi teman mereka yang bisa mendengarkan apa isi hati mereka. Jangan terkesan memojokkan maupun menghakimi.

Baca juga : Inilah Kunci Menghadapi Si Kecil yang Manja, Orangtua Wajib Tahu !

  1. Buat kegiatan rutin bersama keluarga

Sebenarnya tidak harus selalu menunggu waktu libur untuk bisa membangun keintiman bersama keluarga. Membiasakan sarapan, makan malam bersama, belanja bulanan, hingga berkebun setiap minggunya bisa menjadi cara efektif untuk mempererat hubungan antara orangtua dan anak-anaknya.

Buat juga peraturan khusus, misalnya tidak boleh membawa gadget. Isi waktu makan malam dengan percakapan ringan, seperti bagaimana hari kakak dan adik di sekolah seharian tadi atau hal lucu atau menarik lainnya yang kebetulan terjadi di kantor ayah.

Sementara saling bertukar cerita, tunjukkan rasa ketertarikan terhadap aktivitas harian anggota keluarga Anda. Dengan begini, mereka akan merasa kehadiran mereka selalu dinanti dan mereka jadi semakin terbiasa untuk terbuka berbagi cerita.

  1. Biasakan saling memaafkan

Sifat pemaaf adalah karakteristik penting yang harus dibangun sejak dini, dimulai dari lingkup keluarga. Pertengkaran saudara memang tidak dapat dihindari, namun Anda harus membiasakan “budaya” saling memaafkan.

Tengahi dulu “perang dingin” antar si kakak dan si adik kemudian coba dengarkan baik-baik apa yang menjadi penyebab mereka berbuat masalah. Nah, setelahnya Anda bisa meminta mereka mengatakan “aku minta maaf ya” secara bergantian. Ajak mereka untuk saling berpegangan tangan selama 15 menit sementara itu tanpa melepas tangan saudaranya. Ini bisa memperkuat hubungan antar saudara walaupun mereka habis bertengkar sebelumnya.

Agar anak-anak dapat mengerti betapa pentingnya kata “maaf”, Anda dan pasangan juga harus membiasakan berkata maaf apabila berbuat keliru. Begitu pula ketika Anda yang bertengkar dengan anak. Jadilah pihak yang berbesar hati untuk meminta maaf duluan.

Dengan melihat orangtuanya, anak akan belajar pentingnya saling memaafkan tanpa dendam.

  1. Sempatkan waktu berlibur

Jika bosan di rumah, tidak ada salahnya rencanakan liburan setiap enam bulan sekali untuk melepas penat.

Berlibur bisa jadi agenda asyik keluarga untuk menghabiskan waktu bersama dan membangun keluarga bahagia. Tidak perlu muluk-muluk pergi ke luar negeri jika kondisi tidak memungkinkan. Pulang kampung ke rumah nenek juga dapat menghadirkan atmosfer kedekatan antara satu sama lain.

Tidak punya waktu banyak dan biaya terbatas? Carilah destinasi liburan lokal lainnya, seperti taman bermain, kebun binatang, atau museum terdekat untuk belajar bersama dan mencari suasana yang berbeda.

Itulah beberapa cara untuk mewujudkan keluarga akur, saling menyayangi, dan kompak. Semoga bermanfaat 🙂

Annisa Annisa